Monday 13 August 2012

Calon Imammu telah Dituliskan-Nya di Lauh Mahfudz, Begitupun Tulang Rusukmu


“Sudah punya calon, belum?”
“Alhamdulillah sudah,”
“Oh, ya... Siapa?”
“Dia adalah sebuah nama yang dibisikkan padaku ketika usiaku empat bulan di dalam kandungan. Jika kau tanyakan siapa, aku lupa...”

Obrolan biasa yang biasanya muncul di tengah cakap baik kaum Adam maupun Hawa, entah biasanya serius atau biasanya bercanda, entah yang biasanya atau nggak sengaja ngompor-ngomporin, yang jelas selalu jadi trending topik. Ada yang mendadak galau lalu pasang muka melow, ada pula yang lalu berbinar berapi-api, juga antusias menanggapinya. Kamu? Yang mana?

“Sholat dua rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan).” (H. R. Ibnu Ady dalam Kitab Al-Kamil dari Abu Hurairah.

Nah loh, yang masih single angkat tangannyaaa... Ketinggalan berapa rakaat tuh sama yang udah dobel... Well guys, take it easy, just enjoy every inches of your timeline. Yang udah dipertemukan dengan calon imamnya, yang udah nemuin tulang rusuknya yang selama ini hilang entah kemana, so, what are you waiting for? Kalo yang belum, sabar and keep fighting yak, coba diakselerasi dengan dua akselerator berikut ini:

1.       Doakan orang lainSetiap doa yang baik pasti kembalinya juga pada diri sendiri. 

Jika kita menginginkan sesuatu yang baik untuk diri kita, doakanlah pula orang lain yang memiliki hajat yang sama dengan kita. Karena ketika doa kita diangkat ke langit, maka para malaikat meng-aamiin-i doa kita, dan menjawab, “Wa antum kadzaalik,” – Dan untukmu juga 

2.      Silaturahim di kolam yang tepat dengan kolam yang tepat

Jika mendambakan ia-nya yang sholeh/ sholehah, datangilah komunitas-komunitas yang bisa mempertemukanmu dengan mereka.

“Udah koook, aku udah kaya’ gitu, tapi kok nggak nemu-nemu ya...,”
Waduh, jangan protes sama saya. Bagi yang belum dipertemukan, sebelum jauh-jauh mencari kambing hitam, (padahal yang putih aja gak ketemu-ketemu) apakah tembok-tembok penghalang di bawah ini sudah berhasil diruntuhkan...?

1.       Terlena urusan lain yang bersifat duniawi 

“Kapan nikah...?”
“Gue masih pengen fokus di karir gue dulu.”
“Boro-boro... Rumah aja masih numpang ortu...”
“Ntar lah ya...ni masih tahap pedekate sama si do’i nih.”

Satu pertanyaan, beraneka ragam jawaban. Alasan karir, nunggu mapan, masih pacaran...itu tuh yang jadi tembok penghalang jodoh. Padahal kalau pakai cara kanannya Bang Ippho ‘Right’ Santosa, nikah itu gampang, Cuma perlu tiga tahap doang; kenalan, lamaran, akad nikah. Yeah, it’s  just that simple. Cepat, hemat, tepat sasaran. Kalo yang ngoyoworo pake cara kiri:
·         Kenalan
·         Pedekate
·         Pacaran
·         Punya kerjaan tetap
·         Punya kendaraan
·         Punya Rumah
·         Punya isi rumah
·         Tunangan
·         Lamaran
·         Menentukan hari baik
·         Seserahan
·         Menyebar undangan
·         Akad nikah
·         Resepsi dari pihak keluarga istri
·         Resepsi dari pihak keluarga suami
·         Bulan madu

Nah, pilih yang mana? Yang kelas express atau kelas ekonomi?

2.      Terjebak masalah internal

Miskin tawakal, miskin mental, miskin harta, biasanya jadi masalah klasik untuk menyegerakan menggenapkan separuh dien.

·         Miskin tawakal
Biasanya, yang bikin tipisnya tawakal, kelamaan nimbang-nimbang masalah keluarga.
“Ah, dia kan bukan keturunan darah biru.”
“Ah, orang tuanya nggak kaya kok.”
“Kata orang tua, jangan nikah tanggal itu, pamali.”
“Kata nenek, anak bungsu jangan nikah sama anak bungsu, nggak boleh.”
Hadeeh, ini tuh yang mau nikah siapa? Mau nikahin orang tuanya atau kakek/ neneknya sih?

·         Miskin mental
Masa lalu biasanya menyebabkan trauma tersendiri. Nah memang kadang burden itu nggak datang jauh-jauh, tapi kadang memang burden terbesar dan terberat itu malah datang dari dalam diri.

·         Miskin harta
Semakin tinggi status sosial seseorang, biasanya makin tinggi pula yang hendak dikejarnya. Dulu mungkin mimpinya cuma pengen punya mobil aja cukup, setelah mobil dapet, kayaknya oke nih kalo punya pesawat pribadi. Eh, kesampaian juga. Habis koleksi penuh, pengennya kapal pesiar. Yiaaah, kapan pengen nikahnyaaa....

“ Dan nikahkanlah orang-orang yang membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (Q. S. An-Nur: 32)

3.      Tipis keyakinan dalam berdoa

Doa itu bukan ban serep, bukan pula ujung dari kepasrahan sebuah ikhtiyar. Doa itu bukan ketika sudah mentok sampai jalan buntu, seolah-olah nggak ada harapan lagi. Bukan... Bukan itu... Doa itu adalah awal dari segala ikhtiyar. Karna dengan doalah yang akan membuat aqidah tetap bersih, jernih, dan tak akan keruh.

4.      Takut berikhtiyar lebih

Satu kata yang membedakan kesuksesan dengan kegagalan adalah “ACTION”. Action yang biasa, akan membuahkan hasil yang biasa pula. Action yang luar biasa, tentu akan berbeda hasilnya dengan yang biasa. Going extra miles; melebihkan usaha di atas rata-rata orang lain.

5.      Ternodai oleh dosa

Ibaratnya gini deh, seseorang yang membawa sekarung pasir dengan massa 50 kg, dengan orang yang membawa pasir di genggaman tangannya aja, kalau mereka harus berlari dengan beban masing-masing yang dibawa, kira-kira menang yang mana? Yang bawa 50 kg pasir? Bisa jadi...kalau yang bawa segenggam pasir nggak ikutan lari. Oke deh, mereka berdua mempunyai kemampuan yang sama, sama-sama lari dari start yang sama, berakhir di garis finish yang sama. Maka jawabannya...?

            Nah, segera saja deh, mana yang masih jadi tembok penghalang, hajaaar!!! Sertailah setiap ikhtiyar dengan istikharah, karena ia yang akan mendekatkanmu pada yang menjadi hakmu dan menjauhkanmu dari apa yang bukan hakmu.


*References:
Al- Qur’an
Hadits
7 Keajaiban Rezeki; Ippho ‘Right’ Santosa
Catatan seminar (Asmara Sakinah; April, 15th 2012 @ Masjid Al-Huda by: Ust. Riyadh)

**Thanks to ‘the senior’ for the recommended event

No comments:

Post a Comment