Wednesday 22 August 2012

Jadi, kamu mencintainya? Lalu, apakah dia juga mencintaimu?



“OK, jadi makan siang di mana kita?” akhirnya Alex, sang pianis itu mengiyakan tawaran adiknya. Diserobotnya kunci mobil di bawah tumpukan kertas penuh dengan coretan not balok.
“Ada restoran bagus di dekat studioku,” Ray memberikan opsi.
“Bukankah tidak ada restoran bagus di sana?”
“Di sekitar studio lamaku memang tidak ada. Kuajak kau ke studio baruku.”
* * *
“Lalu, apa kesibukanmu akhir-akhir ini?” Alex membuka pembicaraan di dalam mobil.
“Mengajar,” timpal Ray ringan.
“Mengajar?”
Jelas Alex sangat shock mendengar jawaban adiknya itu. Okelah dia memang b-boy yang sangat cerdas, berprestasi, berbakat, aktif, kreatif, dan inovatif. Tapi untuk mengajar? Tidak... Ray bukan tipe orang yang cukup sabar untuk menghadapi makhluk bernama murid.
“Iya. Mengajar,” tegas Ray.
“Apa yang mendorongmu melakukannya?”
“Kalau bukan karena dia, akupun tak mau melakukannya.”
“Dia? Siapa dia?”
“Mia. Mia Clark.”
Alex mencoba mengingat-ingat nama itu, barangkali dia pernah mengenalnya, lalu ia lupa. Namun, semenit, dua menit, setelah beberapa menit berlalu, ternyata nama itu memang benar-benar asing.
“Mia?”
“Aku mengenalnya ketika pertama kali aku melihatnya menari. Dan saat itu pula dia memikatku melalui pesonanya.”
“Kenapa kau mau melakukannya?”
“Waktu itu dia membutuhkan guru hip-hop untuk mengajar anak-anak di studionya. Jadi, bagaimana aku menolaknya jika itu adalah kesempatanku untuk bertemu dengannya?”
Oh, Ray... kau telah menjadi laki-laki yang cengeng sekarang...
“Apakah kau menyukai gadis itu?”
“Ya... dan lusinan pria lainnya pun dedemikian.”
“Lalu, apakah dia juga menyukaimu?”
“Aku tidak tau.”
“Tidak tau?”
“Iya, aku tidak tau.”
“Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya?”
“Kadang aku merasa dia juga menyukaiku. Kadang dia menatapku, tersenyum padaku, dan bicara padaku. Tapi, dia juga menatap, tersenyum, dan bicara dengan yang lainnya juga. Sama halnya yang dia lakukan padaku. Jadi... aku tidak tau.”
“Ya ampun Ray, kau telah dipermainkan. Bagaimana bisa kau menarik sebuah kesimpulan jika apa yang dia lakukan padamu, dilakukannya pula pada lusinan laki-laki lain?”
“Tidak. Dia bukan wanita seperti itu. Kalau begitu, lebih baik aku pertemukan kau dengannya agar setidaknya kau bisa mengubah sedikit penilaianmu terhadapnya.”


*cuplikan novel “Sunshine Becomes You” – Ilana Tan
**seingetku doang si...

No comments:

Post a Comment